![]() |
Foto: Wasekum MD KAHMI Paluta Riski Romadonsyah Harahap, S.Sos. |
PADANG LAWAS UTARA - Melalui Wakil Sekretaris Umum Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MD KAHMI) Padang Lawas Utara (Paluta) Riski Romadonsyah Harahap S.Sos menyampaikan keprihatinan dan mengecam keras tindakan kekerasan yang menimpa kader HMI Muhammad Aulia, pada aksi damai yang digelar di depan Kantor Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu), Senin (21/7/2025).
Aksi tersebut merupakan wujud kepedulian serta keberanian Muhammad Aulia dalam menyuarakan dugaan tindak pidana korupsi pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) COVID-19 oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2020.
Namun, alih-alih mendapat ruang demokrasi, keberanian tersebut justru dibalas dengan tindakan kekerasan dan penganiayaan, yang diduga dilakukan oleh orang suruhan dari pihak-pihak yang merasa terganggu oleh aksi tersebut.
"Ruang - ruang demokrasi itu harus bebas dari segala bentuk intimidasi, kriminalisasi, premanisme dan aksi vandalisme. Karena negara menjamin dan melindungi setiap penyampaian aspirasi yang bersipat damai karena itu merupakan bahagian dari Hak Asasi Manusia," ujar Wasekum MD KAHMI Paluta Riski Romadonsyah Harahap, Rabu (23/7/2025).
Riski juga mengecam keras segala bentuk kekerasan terhadap mahasiswa dan mendesak aparat penegak hukum untuk tidak berhenti pada pelaku lapangan, tetapi juga menangkap otak pelaku atau dalang intelektual di balik insiden tersebut.
"Kami mendesak Kapolrestabes Medan agar segera melakukan pengembangan penyelidikan secara menyeluruh, termasuk mengungkap motif serta kemungkinan keterlibatan pihak lain," tambahnya.
Ia juga meminta agar Kejaksaan Tinggi Sumut agar bersikap profesional, transparan, dan adil dalam menangani kasus dugaan korupsi dana COVID-19, serta tidak tunduk pada intervensi melalui cara-cara intimidatif dan kekerasan.
"Terakhir, saya mengajak seluruh elemen masyarakat sipil, mahasiswa, dan insan pers untuk bersama-sama mengawal kasus ini sampai tuntas, demi memastikan keadilan ditegakkan dan demokrasi tetap terjaga di negara ini," tukasnya.
Akibat insiden tersebut, Muhammad Aulia mengalami luka serius di bagian wajah, termasuk pendarahan di hidung dan mulut.